Yuk Sukseskan Jamu Jadi Ujung Tombak Kesehatan Masyarakat

“Untuk membuat jamu sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Meski demikian, kita sudah punya bekal yang kuat untuk mewujudkan semua itu.”

Budaya minum jamu sudah menjadi kebiasaan mayoritas masyarakat di Indonesia. Hal ini terbukti dari hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) yang rutin digelar oleh Balitbang Kementerian Kesehatan. Secara umum, dari 10 orang Indonesia, 6 orang mengonsumsi jamu. Meski demikian, kita tidak boleh jumawa dan harus terus melestarikan budaya minum jamu di tengah-tengah masyarakat. Hal ini karena tujuan jangka panjangnya adalah membuat jamu sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil Ristoja terbaru, setidaknya 59,6% masyarakat Indonesia sudah mengonsumsi jamu. Jika dirunut berdasarkan pulau-pulau di Indonesia, data yang tersaji sudah cukup membuktikan kalau Jamu telah menjadi raja di rumah sendiri. Di Pulau Jawa, 72,62% warganya sudah mengonsumsi jamu. Di Pulau Kalimantan 61,80%, di Pulau Sumatera 49,04%, di Pulau Sulawesi 42,42%, di Bali dan Nusa Tenggara 45,42%, dan di Papua 41,19%. 

sumber: Kemenkes

Selain data peminum jamu, Ristoja juga menyebutkan kalau Indonesia memiliki 2848 spesies tumbuhan yang teridentifikasi sebagai tanaman bahan obat tradisional. Dari bahan-bahan yang ada, Indonesia memiliki 32.013 jenis ramuan obat tradisional.

Data-data tersebut menunjukkan Jamu sudah dikenal mayoritas masyarakat di Indonesia dan jenis-jenis obat yang tersedia pun sangat lengkap. Meski demikian, hingga sekarang Jamu masih belum benar-benar sejajar dengan pengobatan kimiawi. Salah satu buktinya dengan masih minimnya pusat pengobatan berbasis obat tradisional. Hal ini tentunya memerlukan perhatian berbagai pihak sehingga suatu saat jamu bisa benar-benar naik kelas.

Upaya Untuk Melestarikan Budaya Minum Jamu

Selama ini, dukungan pemerintah untuk melestarikan budaya minum jamu bisa dibilang sudah mengalir secara kontinyu. Hal ini terlihat dari sudah banyaknya dinas-dinas pemerintah yang menjadikan jamu sebagai minuman resmi di berbagai instansi. Tak jarang jamu tersedia gratis di berbagai instansi sehingga karyawan atau pengunjung bisa meminumnya secara gratis. 

sumber: panturapost

Selain itu banyak juga digelar pelatihan-pelatihan bagi produsen jamu dengan harapan jamu-jamu yang beredar di masyarakat tidak menyalahi aturan dan benar-benar mempromosikan kesehatan secara alami. Pemerintah juga mempermudah tahapan birokrasi bagi pengusaha Jamu yang ingin merilis produk jamu dengan merek dagang milik sendiri. Hal tersebut selain mempermudah pengawasan, juga membuat semakin banyak produk jamu menggunakan bahan-bahan yang standarnya sudah sesuai aturan.

Tak hanya dari pemerintah, Gabungan Pengusaha (GP) Jamu juga rutin melakukan kegiatan sosial yang bertujuan untuk semakin mendekatkan jamu ke masyarakat dan melestarikan budaya minum jamu.  Sekarang juga sudah banyak kafe-kafe jamu kekinian yang mulai menjangkau konsumen generasi muda. Hal itu membuat rentang usia peminum jamu semakin bertambah. 

Gencarnya upaya melestarikan budaya minum jamu ini bisa memberikan efek positif jangka panjang dalam hal kesehatan masyarakat. Melalui rutinitas minum jamu, masyarakat akan menjadi semakin sehat dan bugar, alhasil angka pasien di rumah sakit bisa menurun dan taraf kesehatan masyarakat semakin meningkat. 

Pemanfaatan Teknologi Digital Sebagai Promosi Jamu

Selain kegiatan nyata di lapangan untuk mempromosikan jamu, kita juga perlu memanfaatkan teknologi digital agar apa yang telah dilakukan di lapangan bisa digaungkan ke ranah yang lebih luas. Teknologi digital memungkinkan semua itu dilakukan tanpa biaya yang besar.

sumber: jamupedia.com

Pemerintah dan para pengusaha jamu harus mulai melek teknologi sehingga orang dari manapun bisa melihat atau bahkan seolah-olah ikut merasakan kegiatan terkait jamu. Cara konkretnya adalah mengabadikan semua kegiatan terkait jamu di platform-platform media sosial, mengunggahnya di berbagai media online, atau menggandeng influencer untuk menyebarkan kegiatan positif tersebut.

Impian Besar Memasukkan Jamu ke Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional

Nantinya, saat budaya minum jamu sudah sangat kuat mengakar di masyarakat, tahap selanjutnya adalah memasukkan jamu ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Namun untuk menuju tahapan ini masih ada jalan panjang yang harus ditempuh. 

Pemerintah diharapkan bisa mendorong dan mempercepat penelitian terkait menstandarkan bahan-bahan jamu dan mengilmiahkan khasiat jamu  sehingga bisa sejajar dengan obat-obat kimiawi.

ilustrasi penelitian jamu

Untuk mensukseskan itu semua diperlukan kerja sama yang terstruktur dari berbagai pihak. Mulai dari petani tanaman obat, para produsen mulai dari yang kecil, menengah, hingga industri, dan tentunya dukungan dari pemerintah. Jika semua elemen itu bisa bekerja sama, bukan tidak mungkin suatu hari nanti jamu akan benar-benar menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat di Indonesia atau bahkan dunia.

Post Terkait