Industri Obat Tradisional adalah salah satu industri yang sedang gencar-gencarnya dikembangkan oleh pebisnis dalam negeri dan juga pemerintah. Salah satu hal yang sejak dulu menjadi tugas bersama adalah menjamin keamanan dan kualitas produk obat tradisional. Hal tersebut tidak bisa dicapai tanpa ada penjagaan mutu dari bahan baku yang digunakan. Bisa didapatnya bahan baku berkualitas dan sesuai standar harus didahului dengan pemasok atau supplier yang terstandar. Pertanyaannya, bagaimana menentukan supplier itu terstandar atau tidak?
sumber: kompas.com
Para pebisnis Obat tradisional tidak perlu khawatir tentang hal itu, karena semua aturan yang berlaku dan saran-saran praktiknya sudah tertuang lengkap di buku pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2021 lalu.
Pengertian Supplier Berdasarkan CPOTB
Dalam CPOTB supplier adalah seseorang, instansi, agen, perantara, distributor, industri, atau pedagang yang menyediakan obat tradisional dan bahan awal sesuai permintaan. Dalam hal ini, bahan awal yang dimaksud adalah semua hal baik yang berkhasiat maupun yang berkhasiat, yang berubah atau tidak berubah, dalam proses pengolahan obat tradisional.
CPOTB juga membagi jenis supplier menjadi dua tipe utama yakni supplier barang dan supplier jasa. Masing-masing kategori itu bisa dielaborasikan seperti di bawah ini;
- Supplier Barang :
- Supplier bahan aktif
- Supplier eksipien
- Supplier bahan kemas
- Supplier peralatan
- Supplier reagent
- Supplier Jasa
Meski tidak berwujud benda yang diproses, aktivitas yang dikerjakan oleh pihak ketiga termasuk dalam bentuk Supplier jasa. Beberapa contoh supplier jasa antara lain;
- Supplier jasa pest control
- Supplier jasa kalibrasi
- Supplier jasa pengujian
Alur Pencarian Supplier yang Disarankan CPOTB
Pengusaha Obat tradisional disarankan mencari supplier melalui beberapa tahap. Langkah pertama tentunya melakukan screening untuk melakukan pencocokkan dalam kebutuhan barang yang dibutuhkan, harga, ketersediaan dokumen mutu, sesuainya izin-izin.
sumber: kompasid
Pengusaha Obat Tradisional harus menyiapkan semacam kuesioner yang sesuai dengan standar CPOTB untuk memberikan penilaian kepada calon supplier. Nantinya, supplier yang mendapatkan nilai tertinggi bisa segera ditetapkan menjadi supplier tetap.
Untuk mendapatkan supplier, pengusaha harus melakukan pengawasan dengan melakukan beberapa audit untuk menjaga kualitas barang atau jasa yang diberikan supplier. Beberapa tipe audit yang ada antara lain, on-site audit, remote audit, dan desktop audit. Model-model audit ini nantinya harus disesuaikan dengan risiko bahan baku yang di-supply dan risiko supplier.
Pemilik usaha obat tradisional harus menyiapkan tim yang akan mengaudit supplier, tim ini harus berisi setidaknya dua orang yang terdiri dari Ketua Auditor dan anggota. Ketua dan anggota harus sama-sama memiliki kapasitas yang sesuai dengan aspek-aspek yang akan diaudit.
Auditor harus mampu menetapkan spesifikasi bahan awal yang dibutuhkan oleh perusahaan dan melakukan pengujian terhadap bahan awal yang dibawa supplier. Tahap ini harus dilakukan secara teliti terutama untuk supplier baru.
Setelah bahan awal dari supplier disetujui, auditor harus memastikan supplier mematuhi segala unsur legal yang berlaku dan dilakukan Perjanjian Mutu untuk menjaga muru barang selama dilakukan kerjasama.
Perlu juga dilakukan tahapan trial terhadap bahan awal yang disediakan supplier. Meski spesifikasi dan kualitas mutu sudah sesuai aturan dan kebutuhan perusahaan, trial tetap harus diperlukan karena ada beberapa kasus kalau bahan awal yang sesuai pun belum tentu mampu menghasilkan produk yang sesuai. Trial ini nantinya akan membantu perusahaan saat memasuki tahap produksi rutin karena bahan awal yang dipakai sudah dipastikan mampu memenuhi kebutuhan produksi.
Harus Ada Evaluasi Rutin Supplier
Untuk menjaga kualitas dan mutu bahan atau layanan yang diberikan supplier, pengusaha wajib melakukan evaluasi rutin dan berkala. Salah satu evaluasi yang paling sederhana adalah mengevaluasi kondisi fisik dan bahan kemas saat bahan baku tiba.
sumber: bisnis.com
Tim auditor harus membuat penilaian komprehensif yang bisa dilakukan dengan cara bekerja sama dari berbagai divisi di perusahaan. Mulai dari divisi warehouse memeriksa tingkat kerusakan barang, tingkat keterlambatan, kebersihan kemasan, hingga kesesuaian barang dengan pesanan. Divisi Quality Control akan memberikan tingkat barang reject atau tak sesuai standar. Dan tentunya divisi lain dengan parameter lain yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pemutusan Kerjasama dengan Supplier
Sebuah perusahaan bisa saja memutuskan kerjasama dengan supplier ketika supplier terbukti melakukan pelanggaran. Selain itu, akumulasi dari performa buruk selama beberapa saat bisa juga menjadi alasan pemutusan kerjasama dengan supplier.
Intinya, untuk mendapatkan hasil obat tradisional yang terjamin mutu dan keamanannya, pengusaha obat tradisional harus melakukan pengawasan yang ketat. Pengawasan ini dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus selama proses produksi masih berjalan. Pemilik bisnis obat tradisional bisa memakai CPOTB sebagai kitab besar dalam memutuskan, dan mengawasi supplier.