Tips Kreatif Demi Menaikkan Daya Saing Jamu

“Budaya minum jamu harus terus dibarengi dengan promosi intens sehingga masyarakat semakin percaya dengan jamu. Bagaimana cara kreatif untuk menaikkan daya saing jamu?”

Setelah UNESCO mengesahkan budaya minum jamu atau Jamu Wellness Culture menjadi warisan budaya tak benda asli Indonesia, maka pemerintah dan Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu)  semakin intens dalam mempromosikan jamu. Hal ini harus terus dilakukan agar jamu semakin populer dan tidak kehilangan daya saing dengan produk-produk lain.

sumber: kwriunesco

Secara bahasa, Jamu berasal dari dua kata yakni ‘djampi’ dan ‘oesodo’, djampi berarti doa, sedangkan oesodo adalah kesehatan. Secara umum jamu bisa diartikan dengan tindakan untuk mendapatkan kesehatan yang dibarengi dengan doa. Oleh karena itu, jamu tidak bisa dipakai sebagai obat sekali minum, namun untuk mendapatkan hasil maksimal, minum jamu harus dijadikan sebagai sebuah kebiasaan. Selain itu kita tetap harus berdoa dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan YME.

Tantangan Produk Jamu Indonesia

Untuk memunculkan kebiasaan minum jamu di tengah masyarakat, produk jamu harus terlebih dahulu memiliki daya saing dibandingkan obat kebugaran konvensional. Berdasarkan jurnal berjudul Potensi Pengembangan Pasar Jamu yang disusun oleh Bagus Wicaksena dan Nugroho Ari Subekti diungkap beberapa keunggulan dan kelemahan dari jamu produk pengusaha kecil dan menengah, dengan jamu produk industri besar, dan produk farmasi.

Jamu dari pengusaha kecil dan menengah seperti jamu gendong punya keunggulan di harga murah dan bahan-bahan yang alami. Namun produk ini kalah saing terkait rasa, kemasan, informasi dosis, hingga keamanan dikonsumsi.

Kemudian produk jamu dari industri besar unggul dari segi rasa, kemasan modern, dan bahan alami. Meski demikian mereka masih kalah saing terkait dosis, standar yang berlaku, hingga kecepatan penyembuhan. Produk kebugaran farmasi masih unggul di banyak aspek, terutama informasi bahan, keamanan konsumsi, bentuk praktis, kualitas terstandar, dan penyembuhan cepat.

sumber: siloamhospital

Selain itu gosip dan rumor tentang oknum jamu yang menggunakan bahan kimia juga menjadi tantangan bagi industri jamu secara umum. Masih minimnya standarisasi bahan baku dan penelitian klinis tentang khasiat jamu juga masih menjadi penghalang besar untuk jamu bisa diterima lebih banyak konsumen.

Langkah Konkret Pemerintah Untuk Menaikkan Daya Saing Jamu

Dari berbagai tantangan yang ada, pemerintah terus menyusun berbagai upaya agar jamu naik kelas. Pemerintah memakai konsep kalau produsen jamu semakin teredukasi, maka produk yang dihasilkan pun akan semakin baik. Hal ini menjadi dasar pembuatan buku pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Berbagai pelatihan mulai diadakan untuk mensosialisasikan CPOTB. Diharapkan setiap tahunnya ada semakin banyak produsen jamu yang membuat produknya sesuai dengan arahan dari CPOTB.

Pemerintah juga memiliki kategorisasi yang akan mengklasifikasikan jamu di tiga level berbeda. Adapun tiga kategori itu adalah Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka. Pengkategorian ini dilakukan untuk menjamin dan menentukan standar produksi tiap produk, sehingga keamanan dan khasiatnya pun bisa semakin terjaga.

Semua kategori itu tentunya menghasilkan jamu yang aman dikonsumsi dan terstandar. Hanya saja berbeda dalam cara produksinya. Obat Tradisional dibuat berdasarkan khasiat empirisnya saja. Untuk OHT, bahan bakunya sudah dalam bentuk sediaan farmasi, namun belum dilakukan uji klinis pembuktian khasiatnya. Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang telah melalui uji klinis sehingga khasiatnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Fitofarmaka bisa disebut sejajar dengan obat kimia.

Seluruh kategori jamu itu harus mendapatkan izin edar dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) yang membuktikan kalau jamu itu dibuat dengan bahan baku dan metode yang standar. Hal ini tentunya akan menaikkan daya saing jamu secara signifikan.

Pelatihan-Pelatihan Untuk UMKM Jamu Demi Meningkatkan Daya Saing

Tak hanya pemerintah, GP Jamu juga melakukan langkah konkret untuk meningkatkan daya saing jamu dalam negeri. Salah satu nya dengan program Orang Tua Angkat Jamu yang diinisiasi GP Jamu bersama BPOM.

sumber: pemkabbantul

Program Orang Tua Angkat Jamu ini berfokus pada pelatihan UMKM Jamu yang dilakukan oleh industri jamu di Indonesia. Industri yang sudah besar dan mandiri itu mengadakan pelatihan secara terstruktur dan terjadwal untuk memudahkan para UMKM Jamu mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Masing-masing UMKM akan mendapatkan pelatihan yang berbeda sesuai kebutuhan masing-masing. Ada pelatihan produksi sesuai CPOTB, pelatihan mengajukan izin edar, hingga pelatihan digital marketing.

Harapannya, GP Jamu dan BPOM bisa terus bersinergi untuk terus melakukan pembinaan dan pelatihan bagi pelaku UMKM jamu sehingga pemerataan produsen jamu yang standar bisa terus dilakukan.

Post Terkait