Tantangan & Peluang Jamu Sebagai Industri Unggulan Nasional

“Industri Jamu memberi sumbangsih positif terhadap kemajuan negara. Hal ini membuat industri ini menjadi salah satu yang diunggulkan. Apa sih sumbangsih dari industri jamu?”

Sebagai produk asli Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, jamu terus berkembang seiring perkembangan zaman. Sejak tahun 1900-an, industri jamu di Indonesia mulai berkembang. Hal ini ditandai dengan munculnya pabrik-pabrik jamu baik skala rumahan atau skala industri besar. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki sebagai industri berbasis sumber daya lokal, pada 2018, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) merekomendasikan Jamu sebagai klaster industri unggulan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan.

sumber: liputan6.com

Penetapan jamu sebagai Industri Unggulan Nasional bukan tanpa alasan yang valid. Sebagai produk budaya dan cerminan kekayaan alam Indonesia, Jamu memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Selain itu, industri jamu yang hampir semua bahan bakunya diambil dari tanaman obat lokal, memiliki hubungan erat dengan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, semakin maju industrinya, maka akan semakin sejahtera juga petani di Indonesia.

Hal itu membuat industri jamu memberikan multiplier effect yang sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.  Berdasarkan data yang ada, 63% pertanian tanaman obat di Indonesia diserap oleh industri jamu.

Peluang Besar Industri Jamu di Indonesia

Semenjak pandemi Covid-19, penjualan jamu mengalami peningkatan besar, baik ekspor maupun impor. Industri Jamu juga sempat masuk peringkat 16 industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Industri Jamu juga merupakan 1 dari 8 industri yang memiliki kenaikan ekspor tertinggi. 

Berdasarkan Webinar Jamu, Dulu, Kini, dan Nanti yang selenggarakan BPOM pada 29 Mei 2024 lalu, dinyatakan kalau penjualan Jamu dan obat herbal  di pasar domestik mencapai angka Rp20 triliun dan di pasar ekspor mencapai angka Rp16 triliun. Nominal ini diprediksi akan terus naik di tahun 2025 nanti.

sumber: BPOM

Dari pertumbuhan yang ada, di Indonesia sudah ada lebih dari 1000 wirausaha jamu. Tenaga kerja formal di Industri jamu pun sudah melebihi 150 ribu orang. Jumlah itu belum termasuk pekerja informal yang belum terdata. Berkat perubahan perilaku masyarakat dunia yang semakin melihat pengobatan tradisional sebagai alternatif  ,Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan Industri Jamu sebagai salah satu industri padat karya yang berorientasi pada ekspor dan harus dikembangkan. 

Selain kenaikan penjualan, peluang lain yang dimiliki industri jamu Indonesia adalah tingginya biodiversitas di Indonesia. Berdasarkan Indonesia Tropical Forest & Biodiversity Analysis 2019, keanekaragaman hayati di Indonesia mencakup 70% keanekaragaman hayati yang ada di dunia. 

Lebih dari 40 ribu spesies tanaman di bumi, 30 ribu di antaranya ada di Indonesia. Hingga kini sudah ada 1845 spesies tanaman yang teridentifikasi sebagai tanaman obat.  Kurang lebih ada 280-an tanaman obat sudah terdaftar dan dipabrikasi di Indonesia.

Penetapan UNESCO terhadap budaya minum jamu sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda asal Indonesia juga bisa dijadikan peluang besar untuk semakin memajukan industri jamu. Pengakuan UNESCO ini bisa menaikkan branding position untuk produk-produk jamu dalam negeri agar bisa semakin menembus pasar global. 

Tantangan Untuk Memajukan Industri Jamu

Meski demikian, pelaku industri jamu juga memiliki banyak tantangan dalam terus memajukan industrinya. Salah satu tantangan paling umum adalah membuat semua produsen jamu bisa memproduksi jamu yang aman, alami, dan tidak dicampur dengan bahan kimia. Hal ini sangatlah penting karena, satu oknum nakal saja bisa mencederai seluruh pelaku industri jamu.

sumber: kompas.id

Industri Jamu Indonesia juga bisa dibilang masih perlu meningkatkan penelitian terkait khasiat obat tradisional. Tak bisa dipungkiri, hingga sekarang  produk Fitofarmaka yang khasiatnya sudah terbukti secara ilmiah, masih sangat minim.  Mayoritas masih berupa Jamu yang dosis dan bahan bakunya belum terstandar. Harapannya dalam jangka panjang hal itu bisa berubah dengan semakin banyaknya penelitian ilmiah terkait khasiat jamu. 

Post Terkait