GP Jamu menyoroti betapa pentingnya dukungan pemerintah dan swasta pada industri sektor Obat Kimia dan Obat Tradisional. Sebagaimana kita pahami, sektor industri obat kimia dan obat bahan alam tidak hanya berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat tetapi juga menjadi salah satu pilar perekonomian nasional. Banyak data menunjukkan bahwa sektor ini memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih lanjut terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa hal yang menjadi catatan GP Jamu terkait sektor produksi jamu/obat bahan alam.
Pertama, dari sektor hulu yang berkaitan dengan rantai pasok. Sebagian besar pelaku usaha memanfaatkan bahan baku dalam negeri tetapi sebagian lainnya menggunakan bahan baku impor. Permasalahan kemandirian bahan baku saat ini menjadi kendala dan PR besar. Ke depannya GP Jamu berharap ada dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementan, agar memberikan dukungan dalam penerapan riset terkait cara penanaman tanaman obat yang baik dan benar agar dapat meningkatkan kualitas bahan baku. Dari sisi pasca panen, GP Jamu mendorong pelaku usaha untuk industri penyedia bahan baku dapat menghasilkan bahan baku yang efektif dan efisien untuk menjaga kualitas bahan secara terus menerus dan berkesinambungan.
sumber: ceritaseputarjogja
Kedua, di bagian sektor rantai nilai. Tantangannya adalah pemenuhan standar mutu GMP/CPOTB untuk industri dan UMKM. Dari data, jumlah UKOT bersertifikasi CPTB baru 10 sarana. Sisanya sertifikasi bertahap. GP jamu sebagai asosiasi terkait industri dan usaha jamu/obat alam, mendukung program pemerintah, baik Kemenperin, Kemenkes, maupun BPOM dalam upaya UMKM Jamu naik kelas. GP jamu mendorong segenap UMKM Jamu skala UKOT agar bisa mengikuti program tersebut dan pada tahun 2025 akan memberikan dukungan konkret berupa program percepatan/pendampingan UMKM naik kelas menuju keseluruhan aspek CPOTB. TKD saat ini masih mengikuti farmasi, akan lebih baik jika kedepannya dapat dipisahkan untuk memudahkan pelaku usaha yang akan mengurus TKDN, peningkatan kemampuan pelaku usaha industri atau UMK, dan pemanfaatan teknologi.
sumber: sigi.jateng.id
Ketiga, di sektor rantai logistik. Ada beberapa hal yang menjadi catatan GP jamu, antara lain fokus perdagangan yang masih terbatas, pemanfaatan penggunaan digital marketing dan AI yang masih terbatas, serta ekspor masih menjadi kendala bagi sebagian besar pelaku usaha jamu.
Keempat, salah satu tantangan GP Jamu saat ini adalah bagaimana membawa pelaku usaha jamu, baik industri maupun UMK yang selama ini mendapatkan dukungan dari Kemenperin, Kemenkes, dan BPOM, dalam proses pengolahan/produksinya dihadapkan dengan regulasi kemudahan importasi. Mungkin nilai transaksi obat bahan alam akan meningkat pesat namun apa manfaatnya jika itu bukan dari produk Indonesia dan justru produk dari luar yang membanjiri negeri tercinta?
Kelima, isu lingkungan hidup, baik itu limbah plastik maupun cemaran lainnya.
sumber: mediaindonesia
Untuk memenuhi tantangan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan dinamis, diperlukan strategi yang tepat untuk sektor industri obat kimia dan obat tradisional.
Pertama, pengembangan Sumber Daya Manusia, dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri, termasuk dalam hal pemasaran produk. Hal ini penting untuk memastikan bahwa industri memiliki tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global. Pengembangan Sumber Daya Manusia dapat dilakukan dengan pelatihan untuk pelaku usaha, pelatihan dan peningkatan kemampuan PJT, serta pemanfaatan teknologi digital AI.
Kedua, terkait inovasi dan riset dilakukan dengan mendorong penelitian dan pengembangan (R&D) dalam bidang obat kimia dan obat tradisional untuk menciptakan produk yang lebih efektif dan aman. Inovasi ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional. GP Jamu berharap agar pengembangan dukungan pendanaan riset obat bahan alam dapat ditingkatkan dan riset yang ada betul-betul berfokus pada manfaat untuk industri dan masyarakat secara luas. Riset yang bisa dilakukan antara lain riset pengembangan bahan baku obat alam, riset teknologi produksi tepat guna, riset hilirisasi, dan riset pengembangan pasar.
Ketiga, terkait peningkatan investasi, memfasilitasi investasi dari dalam maupun luar negeri untuk memperkuat infrastruktur dan kapasitas produksi mungkin menjadi pilihan pemerintah. Namun untuk investasi industri bahan dan produk obat tradisional atau obat bahan alam (KBLI 21022 dan 21022) hendaknya dijaga agar investasi yang berasal dari luar tetap dibatasi untuk kedua KBLI ini. Dalam perspektif GP Jamu, opsi investasi adalah opsi terakhir, sebaiknya maksimalkan dahulu kemampuan dalam negeri dengan kemampuan para ahli di negeri sendiri. Kita lindungi UMKM dan industri kita.
Keempat, sinergi antara pemangku kepentingan dilakukan dengan membangun kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga penelitian untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri obat. Sinergi ini mempercepat proses inovasi dan pengembangan produk. Termasuk kolaborasi dukungan regulasi yang mampu meningkatkan kemampuan industri obat bahan alam yang sinergi dan saling menguatkan.
sumber: banyuwangikab.go.id
Kesimpulannya, dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, sektor industri obat kimia dan obat tradisional diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2025. Kemenperin, melalui Dirjen IKFT, memiliki peran kunci dalam memfasilitasi dan mendukung pengembangan sektor ini agar mampu bersaing di tingkat global.