Mengenal Keunggulan Industri Minyak Atsiri di Indonesia

“Produk minyak atsiri asal Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Hal ini harus dimaksimalkan untuk menjadikan Indonesia kiblat atsiri dunia. Apa saja sih keunggulan industri Minyak Atsiri di Indonesia?”

Berkat keanekaragaman hayati di Indonesia, negara ini bukan hanya rumah bagi berbagai jenis obat tradisional, namun juga rumah bagi tumbuhnya beragam minyak esensial atau minyak atsiri yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Beragamnya tumbuhan yang bisa diolah menjadi minyak atsiri, melahirkan industri minyak atsiri yang cukup besar di Indonesia.

sumber: halodoc

Berdasarkan data yang dirilis Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia, pada Juni 2024, Indonesia kini memiliki 201 industri minyak atsiri yang terbagi dalam dua kelompok. Pertama yakni 188 Industri Minyak Atsiri, dan yang kedua 13 Industri Minyak Atsiri Rantai Tengah.  Dua tipe itu hanya dibedakan dalam skala bisnisnya, Industri Minyak Atsiri Rantai Tengah khusus untuk pelaku bisnis mikro, kecil, dan menengah.

Dari 201 industri yang ada, bisnis Minyak Atsiri diperkirakan menyerap sekitar 26 ribu pekerja. Pada tahun 2022, industri Minyak Atsiri dalam negeri berhasil mengekspor Minyak Atsiri sebanyak 5.908 ton dengan valuasi mencapai 172,9 juta dolar AS.

Negara seperti AS, India, Prancis, Cina, dan Spanyol merupakan negara-negara tujuan utama ekspor Minyak Atsiri dari Indonesia.

Menghidupkan Industri Kecil dan Menengah

Meski mayoritas Industri Minyak Atsiri di Indonesia dikuasai pebisnis besar, namun industri ini sangat menghidupkan pelaku industri kecil. Hal ini karena mayoritas pengolahan Minyak Atsiri dari bagian-bagian tumbuhan dan perdagangannya dilakukan oleh kelompok Industri Kecil dan Menengah (IKM). Baru nantinya industri pemurnian, produsen turunan Minyak Atsiri, hingga eksportir akan membeli dari IKM.

sumber: halodoc

Industri Minyak Atsiri Membantu Penghematan BBM

Produk-produk Minyak Atsiri tidak hanya bisa digunakan untuk minyak aromaterapi atau produk kosmetik saja. Namun sekarang juga bisa dipakai sebagai bioaditif. Sebuah bahan yang berguna untuk meningkatkan kinerja mesin bensin sehingga mampu menghemat konsumsi bahan bakar.

Berdasarkan data Kemenperin, bioaditif terbukti mampu menghemat penggunaan BBM di ranah industri. Di tahun 2024, Kemenperin menargetkan ada penghematan BBM hingga 260 juta liter atau senilai 3,2 triliun rupiah berkat penggunaan bioaditif. Tak sampai disitu, penggunaan bioaditif itu ditarget bisa mengurangi emisi gas karbon sampai 700 ribu ton. Nanti di tahun 2030, penggunaan bioaditif ditargetkan bisa menghemat BBM hingga 4,3 juta kilo liter atau lebih dari 52 triliun rupiah.

Dukungan Pemerintah Terhadap Industri Minyak Atsiri

Untuk terus mendukung industri Minyak Atsiri dalam negeri, pemerintah melalui Kemenperin menjadikan industri ini sebagai salah satu sektor prioritas nasional. Pemerintah juga memberlakukan tax allowance untuk industri Minyak Atsiri agar investasi di industri ini terus berkembang.  Kemenperin juga mendukung penuh pelaku industri Minyak Atsiri yang ingin mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia atau SNI. Kemenperin juga rutin mengajak pelaku industri Minyak Atsiri untuk berpartisipasi dalam berbagai event internasional bertemakan Minyak Atsiri.

sumber: ptatsirijamalindoperkasa

Salah satu program Kemenperin yang harus diketahui para pelaku Industri Minyak Atsiri adalah PIMAR atau Pusat Industri Minyak Atsiri Rakyat. Pimar adalah sebuah program  pemerintah untuk mendorong hilirisasi Minyak Atsiri.  Selain itu PIMAR juga diharapkan bisa menjadi tempat para pelaku industri terkait untuk berkreasi seperti menciptakan formula minyak yang baru. Seiring berjalannya waktu, PIMAR diharapkan bisa menjadi showcase produk Minyak Atsiri dari Indonesia. PIMAR ditargetkan untuk digunakan para petani, pemilik startup Minyak Atsiri, pengembang produk, konsumen, hingga pelaku industri yang sudah stabil.

Post Terkait