Ketua GP Jamu Menjadi Narasumber Podcast KataBPOM

“Jamu sudah seharusnya dibuat dari bahan-bahan alami. Jika ada jamu mengandung bahan kimia obat, maka hal itu sudah menyalahi aturan dan melanggar hukum. Peminum jamu yang cerdas harus bisa membedakan jamu murni dengan yang pakai obat kimia.”

Ketua Umum (Ketum) Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu), Jony Yuwono, belum lama ini berbicara tentang Jamu aman tanpa bahan kimia obat atau BKO. Jony mengungkapkan kalau Jamu bukan dikonsumsi untuk menyembuhkan. Kalau ada jamu yang efeknya instan setelah diminum, patut dicurigai kemurnian jamu tersebut. Informasi itu diungkap Jony dalam Podcast KataBPOM Episode 6 dengan judul Jamu Aman Tanpa BKO. Podcast itu tayang di saluran Youtube Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), 17 Mei 2024.

Source: Youtube Badan Pengawas Obat dan Makanan

Waspada Jamu Dengan Bahan Kimia Obat

Podcast ini menyoroti tentang masih ditemukannya produk jamu atau obat tradisional yang kedapatan dicampur dengan BKO. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran serius karena obat dengan bahan alam tidak seharusnya mengandung obat kimia. Selain Jony, Podcast KataBPOM juga mendatangkan Nurvika Widyaningrum selaku Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen, dan Kosmetik BPOM.

 

Vika menambahkan kalau penggunaan obat kimia dalam produk jamu menyalahi aturan yang berlaku. Selain dilakukan oleh bukan tenaga ahli farmasi, oknum yang meracik jamu dengan obat kimia pasti tidak memiliki hitungan dan dosis yang jelas. Hal itu akan berdampak buruk pada orang yang mengonsumsi jamu tersebut. Penggunaan obat kimia yang berlebihan dan tidak diawasi dalam jangka panjang bisa memicu kerusakan organ dan komplikasi serius

https://www.liputan6.com

Vika juga memberi tips kepada para konsumen tentang bagaimana menandai produk jamu atau obat tradisional yang terindikasi mengandung BKO, “Jamu tidak bisa memberikan efek instan, beda dengan obat kimia. Jika kalian meminum jamu dan merasakan efek instan, maka harus dicurigai. Jangan-jangan mengandung BKO,” tegas Vika dalam Podcast KataBPOM.

 

Selain itu Vika juga memberi tips lain, yakni terkait klaim di sebuah produk jamu. Apabila ada produk yang mengklaim bisa menyembuhkan terlalu banyak penyakit, maka produk itu perlu dicurigai. Selain itu produk-produk yang memasang gambar-gambar vulgar juga perlu dicurigai. Vika menegaskan kalau bukan berarti produk yang memiliki ciri-ciri tersebut pasti mengandung BKO, namun ciri-ciri itu adalah patokan umum saja agar masyarakat bisa waspada.

 

Jamu Bukan Untuk Menyembuhkan Sekali Teguk!

Seperti sudah diungkap sebelumnya, Jony kembali menegaskan kalau jamu bukanlah dikonsumsi untuk menyembuhkan dalam sekali teguk. Kalau masyarakat masih menganut mindset tersebut maka akan sulit untuk menghindari produk jamu dengan BKO.  Masyarakat harus mulai menanamkan dalam benak kalau meminum jamu adalah sebuah rutinitas yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi tubuh.

 

Hal itu sesuai dengan arti filosofis dari Jamu yang berasal dari bahasa Jawa Kuno gabungan dua kata Jampi dan Usodo atau Husada. Jampi berarti doa, usodo berarti kesehatan. Secara umum Jamu bisa diartikan berdoa dan berusaha untuk mendapatkan kesehatan. Oleh karena itu, setelah meminum jamu, manusia dianjurkan untuk terus berusaha dan berdoa demi mencapai kesehatan. Bukan sekali minum langsung  terlihat hasilnya.

 

Jony juga menegaskan, untuk anggota GP Jamu dipastikan tidak ada yang memproduksi jamu menggunakan BKO. “Dari GP Jamu kerap mengadvokasi dan memberi penyuluhan pengusaha jamu agar tidak menggunakan BKO. Seringnya dalam bentuk webinar atau seminar,” jelas Jony.

Selain sosialisasi tentang jamu aman tanpa BKO, GP Jamu dan BPOM juga bekerja sama dengan membuat gerakan bernama Orang Tua Angkat. Vika bercerita kalau sejak 2018 BPOM sudah memetakan dan melakukan kurasi tentang kebutuhan pelaku UMKM Obat Tradisional. Dari situ terlahir sebuah gerakan Orang tua Angkat yang menjadikan industri obat tradisional dalam negeri sebagai orang tua yang akan memandu UMKM Obat Tradisional sebagai anak angkat.

 

Jony menambahkan kalau sekarang ada 15 industri obat tradisional yang menjadi orang tua angkat. Masing-masing industri itu memiliki anak angkat berupa UMKM yang akan dibantu untuk naik kelas menjadi lebih besar. Bentuk bantuan bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan UMKM yang diketahui melalui kurasi yang dilakukan BPOM. “Biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan, ada juga yang membantu perizinan, ” tambah Jony.

 

Para produsen obat tradisional juga rutin diberi sosialisasi terkait standar bahan baku yang diperbolehkan untuk produksi obat tradisional. BPOM juga terus mendorong hasil obat tradisional agar semakin berkembang menjadi obat herbal terstandar, bahkan kalau memungkinkan menjadi fitofarmaka yang khasiatnya sudah dibuktikan secara klinis.

 

Langkah Konkret Untuk Memutus Penyebaran Jamu dengan BKO

Vika menegaskan kalau menghentikan penyebaran jamu dengan BKO merupakan tanggung jawab bersama. BPOM sebagai pengawas tidak mungkin bisa mengawasi secara menyeluruh tanpa ada bantuan warga.  “BPOM selalu berusaha untuk memutus suplai BKO baik dari pre-market ataupun post market,” ungkap Vika.

 

Untuk pre-market biasanya BPOM akan memastikan bahan baku sudah sesuai standar dan mengawasi produksi secara ketat sebelum akhirnya diberikan izin edar. Untuk post-market dilakukan dengan cara sampling acak secara rutin. Jika di pasaran ditemukan jamu dengan BKO, BPOM akan melakukan penyelidikan untuk menentukan hal itu terjadi semenjak produksi atau saat sudah didistribusikan.

https://www.pom.go.id/

Hukuman untuk para oknum pengusaha yang ketahuan menggunakan BKO untuk produk obat tradisional, bisa mulai dari teguran, sanksi administratif, pencabutan izin edar, penarikan produk di pasaran, hingga hukuman pidana maksimal 12 tahun dan denda maksimal 5 miliar.

 

Untuk melakukan hal itu BPOM menggandeng berbagai pihak seperti kepolisian, GP Jamu, bahkan masyarakat diminta aktif. Setelah mengetahui ciri-ciri jamu dengan BKO, masyarakat diminta aktif untuk melapor baik melalui Halo BPOM atau datang ke kantor UPT BPOM terdekat. “BPOM juga memiliki daftar produk-produk yang masuk public warning, semua daftarnya bisa dilihat di aplikasi BPOM Mobile,” jelas Vika.

 

Jamu Wellness Culture Sebagai Warisan Dunia dari Indonesia

Selain membahas tentang hal-hal yang harus diwaspadai tentang jamu, Podcast KataBPOM juga menyinggung tentang Jamu Wellnes Cultures yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Pengakuan itu menjadikan kebiasaan meminum jamu untuk mempertahankan kesehatan diakui sebagai kebudayaan luhur asli Indonesia.

 

Jony Yuwono bercerita sedikit tentang bagaimana panjangnya proses pengajuan ke UNESCO. Tim yang terlibat harus melakukan studi yang cukup panjang dan mewawancarai ratusan penjual jamu gendong. “Kalau dibahas lagi ini sebenarnya lucu, penjual jamu gendong yang menjadi narasumber 90 persen perempuan di usia 60 tahun ke atas. Mereka banyak yang tidak bisa baca dan tulis, bahkan ada yang masih belum bisa bahasa Indonesia,” beber Jony.

 

Hal-hal tersebut membuat proses studi menjadi berlangsung cukup lama. Namun setelah selesai dan diajukan ke UNESCO melalui Kemendikbud Ristek, akhirnya Jamu Wellness Culture resmi diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia.

 

Melalui pencapaian ini Jony juga berharap ke depannya pertanian sebagai penghasil bahan baku obat tradisional bisa semakin diperkuat dan diperhatikan pemerintah. Hal ini senada dengan apa yang terus digaungkan BPOM dengan menggunakan bahan baku yang standar. “Jika para pertanian diperkuat, maka bahan baku yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Riset juga harus diperkuat sehingga kualitas dan manfaat semakin terjaga, ” tandas Jony.

 

Jony juga menyinggung tentang manuskrip-manuskrip kuno yang membahas banyak tentang jamu dan khasiat tanaman obat. Diperlukan peneliti dan penerjemah yang lebih banyak agar isi dari manuskrip kuno itu bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia sehingga isinya lebih mudah dijangkau banyak pihak.

https://money.kompas.com/

“Setelah itu perlu diperkuat juga mindset wellness-nya,” papar Jony. Apa yang diakui UNESCO itu bukan semata-mata produk jamunya, tapi sebuah kebiasaan meminum jamu untuk meningkatkan kesehatan. Jadi rutinitas meminum jamu sangat diperlukan agar terwujud masyarakat yang sehat. Untuk membuat jamu semakin dikenal, terutama kalangan anak muda, ke depannya harus dilakukan lebih banyak inovasi pada pengolahan produk jamu. Sisi seni dari produksi jamu juga bisa ditonjolkan sehingga memicu rasa penasaran generasi muda. Setelah mereka memahami produk-produk kekinian, maka jamu akan lebih diterima oleh kalangan mereka.

 

Tak mau ketinggalan, Vika juga memamerkan apa yang dilakukan BPOM untuk mendukung Jamu Wellness Culture. Salah satunya adalah gerakan Jawara yang berarti Jamu Warisan Nusantara. Jawara adalah kegiatan rutin internal BPOM untuk membiasakan minum jamu. “Jadi secara rutin akan disediakan jamu di tempat-tempat pelayanan publik BPOM,” ungkap Vika.

 

BPOM juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk menggalakkan Wellness Tourism atau Wisata Kebugaran. Salah satu hasilnya adalah Desa Wisata Jamu Kiringan,  dan Bukit Herbal di Sumba.

Post Terkait