Jamu Go Global: Indonesia Bidik Pasar Internasional dengan Obat Tradisional

“Kemenkes menjelaskan detail tentang kebijakan pemerintah dan kolaborasi yang sudah ada untuk melancarkan tujuan bersama Jamu Go Global.”

Semakin kesini, tidak bisa dipungkiri kalau industri jamu di Indonesia semakin maju dan punya peluang besar untuk Jamu Go Global. Hal ini berkat kolaborasi dari banyak pihak, mulai dari petani tanaman obat, pengusaha jamu, dan tentunya dukungan pemerintah. Belum lama telah disosialisasikan terkait kebijakan pemerintah dalam hal pengembangan obat bahan alam di Indonesia. Hal itu dipresentasikan oleh Roy Himawan, selaku Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,  Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

sumber: liputan6.com

Dalam acara Coaching Clinic dan Business Matching Pengembangan Obat Bahan Alam yang diselenggarakan Juli 2024 lalu itu dibahas banyak hal. Mulai dari potensi dan tantangan yang dihadapi untuk memajukan industri jamu di Indonesia. Potensi yang sudah tak bisa terbantahkan adalah kekayaan alam di Indonesia.

Berdasarkan data-data yang ada, Indonesia memiliki 143 juta hektar hutan tropis yang ditumbuhi sekitar 31 ribu spesies tumbuhan. Selain itu, berkat penggunaan jamu secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu, Indonesia memiliki lebih dari 32 ribu ramuan jamu atau obat tradisional yang dibuat dari 2800an spesies tanaman obat.

Dari semua potensi yang ada, muncullah tantangan untuk menjadikan industri jamu mendunia atau Jamu Go Global. Beberapa tantangan yang masih kerap terjadi adalah konsistensi dalam menghasilkan bahan baku jamu. Tak hanya itu, konsistensi dalam memproduksi jamu juga masih terus menjadi tantangan. Aspek keamanan dalam memproduksi jamu juga masih terus perlu perbaikan. Pemerintah dan pihak-pihak terkait juga masih terus berupaya meningkatkan pengujian terhadap jamu dan membuat regulasi yang lebih efektif. Isu lingkungan juga sesekali menjadi tantangan dalam memajukan industri jamu Indonesia.

Langkah Nyata Pemerintah Untuk Mendukung Jamu Go Global

Tantangan yang bertubi-tubi itu membuat pemerintah melakukan upaya terorganisir agar industri jamu Indonesia bisa terus berkembang. Langkah utama yang dilakukan adalah dengan memasukkan jamu dalam 6 Pilar Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia. Industri Jamu tercakup dalam poin ketiga yang berfokus mentransformasi Sistem Ketahanan Kesehatan.

sumber: kemenkes

Tak sampai disitu saja, dukungan pemerintah terwujud dalam berbagai Keputusan Pemerintah atau UU yang memudahkan standarisasi dan sertifikasi Jamu. Salah satunya tertuang dalam UU No.17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan. Di pasal 141 tertuang aturan bahwa penggunaan Obat Bahan Alam harus dilakukan secara rasional, dan memperhatikan keselamatan pasien. Pasal 324 dan 325 memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam penelitian, pengembangan, dan pemeliharaan bahan Obat Bahan Alam.

Kini pemerintah juga sudah memiliki buku standar bernama Farmakope Herbal Indonesia. Buku itu bisa dibilang sebuah kitab yang wajib dimiliki para pengusaha jamu agar produksi jamu mereka bisa memenuhi standar yang berlaku.

Hingga Mei 2024, Obat Bahan Alam  dibagi menjadi 4 tipe, yakni Jamu, Obat Herbal Terstandar, Fitofarmaka, dan Obat Bahan Alam Lainnya. Sejauh ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menerbitkan lebih dari 15 ribu izin edar Jamu, 77 izin edar Obat Herbal Terstandar, dan 20 Fitofarmaka. Dari data tersebut, sangat terlihat kalau penelitian untuk menstandarkan Jamu itu masih sangat minim dan perlu terus digencarkan.

Obat Bahan Alam Dalam Pelayanan Kesehatan

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong pembukaan layanan kesehatan berbasis Obat Bahan Alam. Ke depannya, diharapkan semakin banyak pelayanan kesehatan terstandar yang  berbasis pengobatan tradisional, sehingga masyarakat bisa leluasa memilih layanan kesehatan yang lebih mereka kehendaki.

Untuk memandu layanan medis melakukan hal tersebut, Kemenkes merilis buku panduan yang disebut dengan Formularium Fitofarmaka. Harapannya dengan panduan itu layanan kesehatan bisa menciptakan standar dan acuan operasional dalam membuka layanan kesehatan berbasis Obat Bahan Alam.

sumber: kemenkes

Sinergi Berbagai Pihak Demi Jamu Go Global

Selain berfokus pada standar bahan baku dan pelayanan kesehatan berbasis obat tradisional, Kemenkes juga menggencarkan kolaborasi antara tiga pilar penting kemajuan Industri Jamu. Mereka adalah Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, BPOM, serta Asosiasi Industri Ekstrak Bahan Alam dan Rempah Indonesia.

Kolaborasi berkelanjutan antara ketiganya diharapkan bisa menciptakan konsep yang matang sehingga Industri Jamu menjadi semakin maju dan lebih mudah untuk Jamu Go Global.

Apabila kamu ingin membaca materi lengkap terkait Kebijakan Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia dari Kemenkes, langsung saja klik tautan berikut ini.

Lampiran / File Download

Paparan-Dir.-Ketahanan-Farmalkes.pdf

Anda harus login untuk mengunduh file-file ini.   Login.

Post Terkait