Berkenalan dengan dr Taruna, Si Dokter Jantung & Syaraf Pemimpin Baru BPOM

“BPOM baru saja mendapat pemimpin baru. Dia aralah dr. Taruna, dokter jantung dengan segudang prestasi. Yuk mari berkenalan lebih dekat dengan beliau.”

Bulan Agustus 2024 kemarin tak hanya momen untuk memperingati dirgahayu ke-79 RI. Namun bulan tersebut juga merupakan momen bersejarah bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan alias BPOM. Pada 19 Agustus 2024, BPOM resmi memiliki ketua baru yakni dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D.

sumber: rakyatmerdeka

Bertempat di Istana Negara, pada hari tersebut melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/PPA tahun 2024 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan BPOM, Presiden Joko Widodo  resmi menunjuk dr. Taruna resmi sebagai kepala BPOM.

Dr. Taruna menggantikan Dr. Ir. Penny Kusumastuti Lukito, M.C.P, ketua periode  2016 – 2023 dan pelaksana tugas Dr. Dra. L. Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm.yang menjabat sejak 2023 hingga Agustus 2024.

Riwayat Pendidikan dr. Taruna

Dr. Taruna Ikrar merupakan pria asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Anak kelima dari 10 bersaudara ini sudah sejak kecil bercita-cita menjadi dokter. Setelah lulus sebagai dokter dari Universitas Hasanuddin pada 1997, dr. Taruna melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia pada 1998 mengambil jurusan Ilmu Biomedik. Beliau lulus dari Universitas Indonesia pada 2003.

sumber: thephrase.id

Pada 2004, dr. Taruna Ikrar melanjutkan studi doktoral di Universitas Niigata, Jepang, dan lulus pada 2008 dengan spesialisasi riset Cardiovascular and Vital Control. Di sela-sela kuliah S3 nya, pada 2007 dr. Taruna sempat mendapat beasiswa ke Universitas Bologna untuk beberapa bulan. Disitu dia belajar tentang aritmia dan cardiovaskular. Tak sampai disitu saja, dr. Taruna langsung melanjutkan studi post-doktoral di Universitas Irvine, California, AS, dan lulus pada 2013.

Riwayat Karier dr. Taruna

Ditunjuk sebagai Kepala BPOM oleh presiden Joko Widodo bukanlah capaian semalam dari dr. Taruna. Dia sudah lebih dari 20 tahun mengabdikan diri di bidang kesehatan. Dia pernah menjadi tenaga medis, staf akademik, dan peneliti.

Berdasarkan laman Linkedin dr. Taruna, dia sudah aktif berkarier menjadi dokter umum sejak 1997, dia pernah menjadi dokter umum di Rumah Sakit Usada Insani, Tangerang dan bekerja hingga tahun 2000.  Di antara 1999-2002, dr . Taruna menjabat sebagai Kepala Puskesmas Jatinegara, Jakarta Timur. Di tengah kesibukannya sebagai kepala puskesmas, dr. Taruna sempat menjadi dosen. Pernah juga mengajar di Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara hingga 2004.  Pada 2002 hingga 2004 dia juga pernah bekerja di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada.

sumber: thephrase.id

Sejak 2010 hingga 2013, dr. Taruna menjadi dosen pembantu senior di Fakultas Farmasi Universitas Teknologi Mara, Malaysia. Jabatan serupa juga pernah diembannya di Universitas Surya pada 2012 hingga 2015. Selama menempuh pendidikan post-doktoral di Universitas Irvine, dr. Taruna juga aktif sebagai peneliti dan menjadi anggota spesialis di Departemen Anatomi dan Neurobiologi Universitas Irvine.

Sejak 2016 hingga 2020, dr. Taruna menjabat sebagai Profesor pembantu di Departemen Neurology, Universitas Hasanuddin. Sejak 2017 dia aktif sebagai dokter dan peneliti senior di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Semanjak 2021 dr. Taruna juga aktif sebagai Presiden Kalbis Institute, sebuah institusi pendidikan tinggi milik Yayasan Pendidikan Kalbe. Semenjak 2022, dr. Taruna juga termasuk salah satu profesor dari Universitas Malahayati, Bandar Lampung.

Tugas Baru Sebagai Kepala BPOM

Dari segudang pendidikan dan riwayat kariernya, kini dr. Taruna diberi tugas yang sangat penting yakni menjadi Kepala BPOM. “Ini merupakan amanah yang berat. Bertanggung jawab untuk pengawasan obat dan makanan , ini tentu tanggung jawab dan bebannya sangat berat, terhadap 280 juta penduduk Indonesia saat ini,” ucap dr. Taruna seperti dikutip dari rilis yang dimuat BPOM.

sumber: badanpom

Di masa kepemimpinannya ini, dr. Taruna ingin berfokus pada lima poin penting. Pertama adalah memastikan makanan yang beredar di Indonesia tak hanya aman, namun status gizinya jelas, dan sehat dikonsumsi. Kedua adalah memastikan peningkatan kolaborasi antar-lembaga yang mendukung tugas BPOM. Ketiga adalah meningkatkan kemandirian dalam memproduksi obat. Keempat mendorong percepatan uji klinik obat hingga perilisan dan bisa digunakan masyarakat. Kelima adalah memasukan reputasi Indonesia melalui peran BPOM sebagai pengawas dan regulator obat dan makanan.

Melalui artikel ini, seluruh pengurus dan anggota Gabungan Pengusaha (GP) Jamu mengucapkan selamat dan sukses bagi dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D.Semoga bisa membawa BPOM menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Post Terkait