GPJAMU – Indonesia kaya akan tanaman herbal yang sejak lama digunakan sebagai obat tradisional, salah satunya adalah temulawak. Tanaman rimpang ini bukan hanya dikenal dalam ramuan jamu, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya, kesehatan, dan inovasi modern. Dengan segudang manfaat yang telah terbukti secara turun-temurun maupun melalui penelitian ilmiah, temulawak kini semakin diakui dunia sebagai salah satu warisan herbal unggulan Nusantara.
sumber gambar: wikipedia
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tanaman herbal asli Indonesia yang sejak lama digunakan dalam tradisi jamu. Tanaman ini dikenal sebagai Ginseng Indonesia karena khasiatnya yang luar biasa untuk kesehatan, kecantikan, dan vitalitas. Artikel ini secara singkat akan membahas sejarah, manfaat, produk, hingga potensi global temulawak sebagai herbal unggulan Indonesia.
Sejarah dan Budaya Temulawak
Sejak abad ke-18, temulawak tercatat dalam manuskrip Jawa kuno seperti Serat Centini dan tercatat telah digunakan di Keraton Surakarta maupun Pakualaman. Ramuan temulawak dipercaya dapat membantu meningkatkan stamina, menjaga kesehatan wanita, dan merawat kecantikan. Bahkan, pada masa kolonial tentara Jerman menggunakan temulawak sebagai obat luka dalam perang. Merunut pada sejarah panjang temulawak, pada tahun 2024 herbarium temulawak resmi ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa, dan pada tahun 2025 telah diajukan ke dalam registrasi Memory of the World Asia-Pacific, UNESCO.
sumber gambar: UNESCO
Manfaat Temulawak untuk Kesehatan
Hingga kini, temulawak tetap menjadi bahan utama dalam berbagai pembuatan jamu tradisional. Hal ini dikarenakan khasiat temulawak sangat beragam, mulai dari membantu pencernaan, melindungi hati, menambah nafsu makan, menjaga daya tahan tubuh, hingga mendukung kesehatan wanita dari masa remaja, pra-nikah, pasca melahirkan, hingga menopause. Bahkan, dalam dunia kecantikan temulawak juga terkenal sebagai ramuan kecantikan untuk perawatan kulit dan anti-aging. Berikut beberapa manfaat dari temulawak:
- Kesehatan pencernaan, temulawak dapat membantu mengatasi gangguan maag, dispepsia, dan antispasmodik.
- Pelindung hati, temulawak dapat berfungsi sebagai hepatoprotektor dan membantu menurunkan kolesterol.
- Kesehatan wanita, temulawak dapat membantu mendukung kesuburan, pemulihan pasca melahirkan, serta memperpanjang masa menopause.
- Kecantikan, temulawak dapat digunakan sebagai bahan dalam lulur, masker, dan perawatan kulit anti-aging.
- Anak-anak, temulawak dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak dan membantu mencegah stunting.
Kandungan bioaktif seperti kurkuminoid dan santorizol menjadi kunci manfaat temulawak. Kurkuminoid berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan pelindung hati, sedangkan santorizol memberi rasa pahit khas sekaligus berperan dalam memperpanjang masa menopause dan menjaga vitalitas.
Produk dan Inovasi Temulawak
Inovasi produk berbasis temulawak kini semakin berkembang. Selain jamu tradisional, temulawak hadir dalam bentuk puding, keripik, minuman karbonasi, sirup, hingga skincare dan pasta gigi. Selain itu, temulawak juga hadir sebagai produk kesehatan modern seperti jamu kebugaran (kombinasi temulawak, kunyit, meniran), dan terus dikembangkan menuju OHT (Obat Herbal Terstandar). Tidak hanyak menjadi komoditas yang paling dicari di dalam negeri, temulawak Indonesia juga diekspor dalam bentuk produk ke Timor Leste, dan menjadi bahan riset di Korea Selatan untuk obat serta kosmetik.
Tantangan dan Strategi
Pada tahun 2024, herbarium temulawak yang disimpan di RS Sardjito Yogyakarta ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa. Pada tahun berikutnya, arsip temulawak diajukan bersama Korea Selatan, dan Timor Leste ke dalam registrasi Memory of the World Asia-Pacific, UNESCO. Upaya ini dilakukan untuk menegaskan posisi temulawak sebagai ikon herbal nasional sekaligus diplomasi budaya Indonesia di tingkat global.
Meski demikian, konsumsi temulawak di dalam negeri masih tergolong rendah. Tantangan lainnya adalah rasa pahit yang kurang diminati generasi muda, serta klaim kesehatan produk jamu yang terbatas secara regulasi. Karena itu, inovasi rasa (misalnya campuran jeruk nipis, kapulaga, kayu manis) dan edukasi kesehatan perlu terus digalakkan untuk menarik minat konsumsi masyarakat Indonesia pada produk temulawak.
Dengan sejarah panjang, khasiat ilmiah, dan potensi globalnya, temulawak layak disebut sebagai “Ginseng Indonesia”. Ia bukan sekadar tanaman obat, melainkan warisan budaya, sumber kesehatan, dan peluang diplomasi herbal Indonesia di mata dunia.