GPJAMU – Dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada Selasa (27/5/2025), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyelenggarakan webinar dan talkshow seputar jamu dengan menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan, acara ini menjadi puncak dalam serangkaian pekan jamu yang telah berlangsung sejak tanggal 19 Mei 2025.
sumber gambar: BadanPOM
Acara yang diadakan secara hybrid serta disiarkan secara publik melalui akun Youtube milik BPOM ini diawali dengan pelaksanaan webinar jamu yang bertajuk “Peran Jamu Dalam Sistem Kesehatan Modern“. Dalam webinar tersebut BPOM mengundang 3 narasumber yang telah lama berkecimbung di bidang jamu yaitu Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri, S.Si, Apt, M. Farm, Ketua Umum GP Jamu Jony Yuwono, dan Kepala Unit UPF Tawangmangu Dr. Ulfatun Nisa M.Biomed.
Dukungan BPOM terhadap Perkembangan Jamu di Indonesia
Dalam sesi pertama Mohamad Kashuri menyampaikan mengenai pentingnya jamu bagi transformasi sistem kesehatan. Sebagai bentuk dukungan terhadap jamu, beliau menyampaikan visi BPOM bagi masa depan jamu. “Untuk menghadirkan jamu yang aman dan bermutu bagi masyarakat Visi BPOM 2045 bagi masa depan jamu berupa registrasi, pengawasan jamu, dan fitofarmaka; edukasi konsumen dan pelaku industri; fasilitas riset dan inovasi; serta peningkatan UMKM jamu.”Tambahnya.
Beliau menekankan harus ada aksi nyata serta kolaborasi lintas sektor guna meningkatkan pemanfaatkan jamu dari sektor masyarakat, pemerintah, swasta, akademisi, dan BPOM melalui konsumsi jamu, riset, dan inovasi produk.
Sejarah dan Perkembangan Jamu di Indonesia
Sesi selanjutnya disambung oleh Jony Yuwono selaku pembicara kedua. Beliau menyampaikan mengenai sejarah jamu secara singkat dan selayang pandang industri jamu yang diawali dari level rumah tangga, hingga menjadi manufaktur jamu besar di Indonesia. “Industri jamu diawali dari usaha kecil, banyaknya UMKM jamu berpotensi menjadi pabrik – pabrik yang lebih besar, hingga taraf nasional.” Ujarnya.
sumber gambar: antaranews
Beliau menyampaikan jamu sebagai industri unggulan nasional. “Jamu juga memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi, bahan baku industri jamu nasional hampir 99% berasal dari petani lokal, industri jamu hanya bisa dibuka oleh UMKM lokal maka dengan mengkonsumsi jamu sama artinya dengan turut mendukung industri lokal.” Tambahnya dalam sesi webinar.
Selain itu, beliau juga menyampaikan budaya sehat jamu atau jamu wellness culture telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Oleh UNESCO pada tahun 2023.
Peran Jamu Sebagai Upaya Promotif, Preventif, dan Kuratif
Sesi ketiga diisi oleh Dr. Ulfatun Nisa M.Biomed. Beliau menyampaikan peran jamu sebagai upaya pencegahan, pengobatan, dan pendamping pengobatan. “Jamu dapat dimanfaatkan untuk promotif, dan preventif contohnya menjaga kesehatan tubuh, menjaga keseimbangan, dan perondaan.” Ujarnya.
Selain itu, beliau juga menyampaikan jamu dapat digunakan sebagai pendamping pengobatan atau komplementer dari obat konvensional dalam kasus penyakit tertentu seperti diabetes, hipertensi, asam urat, kolesterol, alergi, batu saluran kemih, dan pelindung organ hati.
sumber gambar: BadanPOM
Acara kedua yaitu pelaksanaan talkshow dengan mengangkat tema “Jamu : Menjaga Tradisi, Menyatukan Generasi“. Talkshow merupakan bagian dari upaya strategis BPOM dalam melestarikan jamu sebagai warisan budaya, serta mmemperkuat budaya sehat jamu dalam gaya hidup masyarakat, khususnya pada kalangan muda.
Acara ini mengundang 3 narasumber lintas bidang yaitu kepala BPOM Taruna Ikrar, tokoh industri jamu PT. Sidomuncul Irwan Hidayat, dan public figure El-Rumi yang kerap menyuarakan gaya hidup sehat. Acara ini diikuti oleh sekitar 235 peserta dari berbagai bidang termasuk kementerian, pelaku usaha Obat Bahan Alam (OBA), akademisi, asosiasi pelajar, mahasiswa, komunitas, hingga media massa.
sumber gambar: BadanPOM
Dalam paparannya, Taruna Ikrar menyampaikan pentingnya program serta strategi yang terstruktur guna mengembangkan jamu. “BPOM mengembangkan konsep kolaborasi ABG (Academic, Bussiness, Goverment) sebagai upaya pengembangan jamu kedepan,”ujarnya. BPOM juga mendorong inovasi melalui kerja sama dengan perguruan tinggi untuk menghasilkan produk OBA yang terstandar dan berkualitas.
Setuju dengan pernyataan tersebut, Irwan Hidayat juga menyebutkan bahwa salah satu cara agar kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik adalah melalui pendekatan berbasis ilmiah. “Supaya bisa diterima secara masuk akal, dab itu bisa dilakukan dengan aturan – aturan yang dibuat BPOM untuk memfasilitasi. Saya kira kekayaan alam bisa dimanfaatkan dengan baik”, imbuhnya.
sumber gambar: BadanPOM
Poin yang tak kalah penting selanjutnya dari pengembangan tersebut adalah strategi meningkatkan budaya minum jamu agar dapat terjaga kontinuitasnya dari generasi ke generasi. Di sinilah peran penting dari generasi muda Indonesia, sebagai bibit dari generasi emas 2045 menjadi sangat penting.
El-Rumi, sebagai public figure yang dikenal gemar mengkampanyekan gaya hidup sehat mengutarakan pandangannya bahwa trend minum jamu di kalangan generasi muda memang masih kurang. “Dibandingkan dengan tren kopi kekinian atau minum boba, padahal konsumsi jamu jauh lebih sehat. ini mungkin karena kurangnya edukasi dan anak – anak muda harus membuka ruang untuk menerima jamu sebagai gaya hidup”, tuturnya.
Sebagai bentuk perayaan Hari Jamu Nasional dan tanda loyalitas terhadap jamu sebagai budaya bangsa, dalam kegiatan ini dilakukan kegiatan minum jamu bersama, representatif simbolis minum jamu yang dilakukan oleh Kepala BPOM, pelaku usaha OBA, perwakilan komunitas Mbok Jamu Gendong, Perwakilah barista jamu, dan diikuti oleh seluruh peserta yang hadir secara luring.